Si Cantik dan Si Buruk Rupa

Wanita seperti dirimu mana mungkin mengerti!

Apa maksudmu wanita seperti diriku?

Ya, wanita yang dilahirkan dengan wajah cantik, tubuh indah dan kulit tak bercacat.

Aku…

Jangan bilang kau tidak menikmati ketenaran yang kau dapat dengan kecantikanmu. Seringai.

Tapi aku tidak pernah berbuat jahat padamu! Pada siapa pun!

Seringai semakin lebar. Lirikan tajam yang mengolok-olok. Tapi kau menghakimiku.

Aku tidak…

Diam!

Kau tidak habis pikir bukan? Makhluk keji apa yang sanggup menghancurkan mimpi gadis-gadis muda itu? Kau kira kau sudah berusaha mengerti. Tapi bagaimana seekor burung yang mengudara mengerti penderitaan cacing tanah yang menggeliat menembus debu dan liat?

Jeda.

Bungkam mulutmu sekarang? Lihatlah diriku kini! Lihat apa yang setan-setan itu telah lakukan padaku! Tudung tersingkap tangan keriput penuh parut luka dan koreng yang tak kunjung mengering.

Jangan palingkan wajahmu! Kuku-kuku tajam mencakar kedua tangan, memaksa tubuh mendekat padanya. Kau ingin lihat setan macam apa yang selama ini menghantui hidup mereka? Lihatlah!

Aku tidak…

Tamparan keras. Nyeri berdenyut di pipi. Lihat aku, perempuan jahanam!

Apa yang harus kulihat? Bahkan setan pun masih berwajah!

Bertubi-tubi pisau berkarat kasar merobek kulit, mengoyak daging. Darah mengucur, bercampur karat. Nyeri menggerogot sampai tulang, terlalu sakit bahkan untuk jerit dan tangis.

Jangan kau kira kau bisa mati. Seringai terjahat. Inilah neraka dan akulah iblismu! Seonggok daging meluncur copot dari pipi kanan.

A-apa…

Sepecahan cermin diangkat ke depan wajah.

Tidaaak!

Lihatlah wujud barumu! Tawa yang begitu gembira. Ya, akulah iblis yang akan menciptakan setan-setan baru untuk mengacau dunia. Tawa jahat menggema.

Gelap! Tolonglah… Bukankah ini saatnya gelap menyergap dan membawaku pergi?

Bagaimana seekor burung dapat mengerti penderitaan cacing tanah? Potong kedua sayapnya, cabuti semua bulunya dan kubur dia hidup-hidup!

Jangan…

Kau ingin mengerti aku, bukan? Mengertilah penderitaanku dulu!

Tangis. Penyesalan. Sengsara tiada akhir dalam neraka tanpa pintu.

 

Jakarta, Agustus 2011